|
SERUAN KEBANGSAAN MALUKU (BANGSA YANG TERMETERAI DIBUMI DAN DI SORGA)
Telah 13 tahun FKM – RMS berjuang untuk mengembalikan Kedaulatan hakiki Rakyat Alef’Uru melalui Republiknya (Republik Maluku Selatan/RMS) yang diproklamasikan pada 25 April 1950, kedaulatan mana adalah lanjutan dari manifestasi kedaulatan awal sebelum para penjajah masuk ke wilayah Nunusaku.
Tidak ada kata buat bangsaku Maluku terlebih Maluku Selatan yang paling tepat kecuali “Punya Mata tidak melihat, punya Telinga tidak mendengar, punya Hati tidak menanggap” .
Beta tidak pernah mempengaruhi basudara dong samua, namun beta selalu berusaha agar Tuhan mau memberi Hati yang baru, Hati yang taat dan Roh yang baru kepada basudara bangsaku Maluku manise supaya dapat membedakan mana yang “Berguna dan Membangun”.
63 tahun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI hanya kemiskinan, penderitaan, kebodohan, keterbelakangan yang dialami, kekayaan hanya dimiliki oleh Gubernur, Walikota, Bupati, eseleon III, II, I dan seterusnya,,, apa katong mau saja membuang garam kelaut, membuang mutiara kepada babi dan barang kudus kepada anjing terus menerus padahal katong tau itu adalah sia – sia belaka.
Bangsaku Maluku cobalah belajar untuk sadar akan keadaan Fait accompli (keadaan yang dihadapi atau ketentuan yang harus diterima) yang telah dirancang oleh penjajah Javanese East Indies Authority/Javanese kingdom/Javanese emperor.
Berusaha untuk tidak main bola dengan “PENJAJAH JAWA”, (JA-WA) artinya jangan ikut serta dalam setiap kebijakan yang diturunkan oleh Ja-Wa lewat Gubernur, Walikota dan lain sebagainya, terlebih jika kebijakan itu sangat bertentangan dengan situasi dan kondisi sejarah dan budaya dan juga dengan sistim pertanian di Maluku.
Ingat bahwa Sagu adalah warna, jati, harkat dan martabat bangsa Maluku, tanah yang sedikit seperti Maluku dapat menghasilkan sagu yang berlimpah-limpah untuk menghidupkan rakyatnya, sementara padi walaupun ditanam sampai habis tanah di Maluku namun tidak akan mampu menghidupkan rakyat Maluku.
Tolak transmigrasi, tolak sistim pertanian yang merugikan pola kondisi tanah, tolak apa saja yang tidak berkenan dengan “KEBANGGAAN MALUKU” .
ILMU YANG PALING BAIK UNTUK SELURUH RAKYAT ALEF’URU DALAM MENGHADAPI PENJAJAH JA-WA ADALAH : JANGAN PERNAH MAIN BOLA DENGAN MEREKA, BIARKAN MEREKA TENDANG BOLA SENDIRI, MEREKA AMBIL SENDIRI DAN AKHIRNYA BOSAN SENDIRI. KALAU ALE BERMAIN BOLA MAKA PASTI ADA MENANG ATAU KALAH SEMENTARA SERI ADALAH HAL YANG JARANG TERJADI.
Rakyat Maluku punya hak untuk menyampaikan pendapat dan bahkan protes jika hal tersebut adalah bertentangan dengan hakekat sejarah, kebudayaan dan sisitim alamiah yang ada di Maluku.
Makanya jangan pernah sendiri-sendiri tapi Tuhan beri Hikmat untuk “BER-LIDI-LIDI DAN ATAU BER-PUNTUNG-PUNTUNG MENENTANG KETIDAK ADILAN KETIDAK BENARAN DAN KETIDAK JUJURAN DI MALUKU”, Lakukan itu dari waktu lepas waktu seperti “Janda yang miskin dihadapan Hakim yang lalim”, maka BAPA di Sorga akan membenarkan ale dong samua.
Ber-jaga-jaga Kedepan, Rapatkan Barisan, Kuatkan Iman, Teguhkan Hatimu, A Lawamena Haulala (Bersatu lawan lari), 14 Tahun telah berlalu, inga-inga itu remember, jangan lupa itu don’t forget.
Pagi bae, Siang bae, Malam bae par Basudara dong samua eee.
Tuhan Yesus sayang katong samua yang Takut kepada-Nya, MENA,,, MURIA.
Maluku Selatan, USA, CA, 30 September 2013
HORMAT BETA, ALEXANDER H MANUPUTTY DAN SIMON SAIYA (FKM – RMS).
Tidak ada kata buat bangsaku Maluku terlebih Maluku Selatan yang paling tepat kecuali “Punya Mata tidak melihat, punya Telinga tidak mendengar, punya Hati tidak menanggap” .
Beta tidak pernah mempengaruhi basudara dong samua, namun beta selalu berusaha agar Tuhan mau memberi Hati yang baru, Hati yang taat dan Roh yang baru kepada basudara bangsaku Maluku manise supaya dapat membedakan mana yang “Berguna dan Membangun”.
63 tahun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI hanya kemiskinan, penderitaan, kebodohan, keterbelakangan yang dialami, kekayaan hanya dimiliki oleh Gubernur, Walikota, Bupati, eseleon III, II, I dan seterusnya,,, apa katong mau saja membuang garam kelaut, membuang mutiara kepada babi dan barang kudus kepada anjing terus menerus padahal katong tau itu adalah sia – sia belaka.
Bangsaku Maluku cobalah belajar untuk sadar akan keadaan Fait accompli (keadaan yang dihadapi atau ketentuan yang harus diterima) yang telah dirancang oleh penjajah Javanese East Indies Authority/Javanese kingdom/Javanese emperor.
Berusaha untuk tidak main bola dengan “PENJAJAH JAWA”, (JA-WA) artinya jangan ikut serta dalam setiap kebijakan yang diturunkan oleh Ja-Wa lewat Gubernur, Walikota dan lain sebagainya, terlebih jika kebijakan itu sangat bertentangan dengan situasi dan kondisi sejarah dan budaya dan juga dengan sistim pertanian di Maluku.
Ingat bahwa Sagu adalah warna, jati, harkat dan martabat bangsa Maluku, tanah yang sedikit seperti Maluku dapat menghasilkan sagu yang berlimpah-limpah untuk menghidupkan rakyatnya, sementara padi walaupun ditanam sampai habis tanah di Maluku namun tidak akan mampu menghidupkan rakyat Maluku.
Tolak transmigrasi, tolak sistim pertanian yang merugikan pola kondisi tanah, tolak apa saja yang tidak berkenan dengan “KEBANGGAAN MALUKU” .
ILMU YANG PALING BAIK UNTUK SELURUH RAKYAT ALEF’URU DALAM MENGHADAPI PENJAJAH JA-WA ADALAH : JANGAN PERNAH MAIN BOLA DENGAN MEREKA, BIARKAN MEREKA TENDANG BOLA SENDIRI, MEREKA AMBIL SENDIRI DAN AKHIRNYA BOSAN SENDIRI. KALAU ALE BERMAIN BOLA MAKA PASTI ADA MENANG ATAU KALAH SEMENTARA SERI ADALAH HAL YANG JARANG TERJADI.
Rakyat Maluku punya hak untuk menyampaikan pendapat dan bahkan protes jika hal tersebut adalah bertentangan dengan hakekat sejarah, kebudayaan dan sisitim alamiah yang ada di Maluku.
Makanya jangan pernah sendiri-sendiri tapi Tuhan beri Hikmat untuk “BER-LIDI-LIDI DAN ATAU BER-PUNTUNG-PUNTUNG MENENTANG KETIDAK ADILAN KETIDAK BENARAN DAN KETIDAK JUJURAN DI MALUKU”, Lakukan itu dari waktu lepas waktu seperti “Janda yang miskin dihadapan Hakim yang lalim”, maka BAPA di Sorga akan membenarkan ale dong samua.
Ber-jaga-jaga Kedepan, Rapatkan Barisan, Kuatkan Iman, Teguhkan Hatimu, A Lawamena Haulala (Bersatu lawan lari), 14 Tahun telah berlalu, inga-inga itu remember, jangan lupa itu don’t forget.
Pagi bae, Siang bae, Malam bae par Basudara dong samua eee.
Tuhan Yesus sayang katong samua yang Takut kepada-Nya, MENA,,, MURIA.
Maluku Selatan, USA, CA, 30 September 2013
HORMAT BETA, ALEXANDER H MANUPUTTY DAN SIMON SAIYA (FKM – RMS).