GAJAH DENGAN GAJAH BERLAGA, ORANG MALUKU MATI DI TENGAH-TENGAH
Akhirnya, di balik itu semua, yang paling diuntungkan oleh gejolak di Maluku itu adalah Suharto beserta keluarga dan para kroni mereka, yang semakin dijauhkan dari usaha-usaha menyeret mereka ke pengadilan, guna mempertanggungjawabkan kejahatan politik dan ekonomi mereka. Jelas mereka diuntungkan oleh gejolak-gejolak keamanan yang punya tendensi melanggengkan dwifungsi ABRI. Apalagi setelah ABRI, lewat puluhan yayasan dan purnawirawannya sudah jauh merasuk ke dalam gurita bisnis keluarga Suharto (lihat Samego, 1998; Aditjondro, 1998: 32-36).
Newcastle, 23 Januari 2000
Bibliografi:
Newcastle, 23 Januari 2000
Bibliografi:
- Aditjondro, G.J. (1998). Dari Soeharto ke Habibie -- Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: kedua puncak korupsi, kolusi, dan nepotisme rezim Orde Baru. Jakarta: PijarIndonesia & Masyarakat Indonesia untuk Kemanusiaan.
- Brown, David W. (1999). Addicted to Rent: Corporate and Spatial Distribution of Forest Resources in Indonesia -- Implications for Forest Sustainability and Government Policy.Jakarta: Indonesia-UK Tropical Forest Management Programme, Provincial Forest Management Programme.
- HRW [Human Rights Watch] (1999). Indonesia: The violence in Ambon. New York: Human Rights Watch.
- van Klinken, Gerry (n.d.) What caused the Ambon violence? Perhaps not religious hatred, but a corrupt civil service sparked the bloodletting. Artikel di Internet.
- PDBI [Pusat Data Business Indonesia] (1994). Forestry Indonesia. Jakarta: Pusat Data Business Indonesia.
- Samego, Indria et al (1998). Bila ABRI berbisnis. Bandung: Mizan.
- KEMBALI DI HALAMAN PERTAMA