Indonesia Maluku Separatists Vow To Raise Banned Flags
ASSOCIATED PRESS April 5, 2002
AMBON, Indonesia, April 5 (AP)--A Christian separatist group in Indonesia's
religious violence-torn Maluku islands vowed Friday to raise hundreds of banned
flags later this month to mark a failed independence bid 52 years ago.
"We will raise flags throughout the province on April 21," said Alex Manuputty,
leader of the Maluku Sovereignty Front. "No one is brave enough to stop us."
The small separatist group has been banned by Indonesian authorities for its
aggressive campaign to make the southern part of the Maluku archipelago an
independent nation.
The front wants Indonesia to allow a referendum on self-determination in the
province. It insists the islands, 2,600 kilometers east of Jakarta, never
belonged to Indonesia.
The front claims widespread support among Christians in the Malukus. Analysts
say, however, that the group is far weaker than other separatist groups in
Indonesian, such as those fighting for independence in Aceh and Papua provinces.
Meanwhile, police announced the arrest of three local residents suspected of
involvement in a bombing Wednesday that killed seven people and injured 50 in a
Christian section of the embattled provincial capital of Ambon. They are
searching for two alleged ringleaders, police said.
President Megawati Sukarnoputri, speaking during a state visit to India, ordered
security forces to capture the bombers and crack down on "those who provoke
instability in Indonesia."
"Without guaranteeing security, we will not be able to do anything such as
attracting investors," she said.
--
ASSOCIATED PRESS April 5, 2002
AMBON, Indonesia, April 5 (AP)--A Christian separatist group in Indonesia's
religious violence-torn Maluku islands vowed Friday to raise hundreds of banned
flags later this month to mark a failed independence bid 52 years ago.
"We will raise flags throughout the province on April 21," said Alex Manuputty,
leader of the Maluku Sovereignty Front. "No one is brave enough to stop us."
The small separatist group has been banned by Indonesian authorities for its
aggressive campaign to make the southern part of the Maluku archipelago an
independent nation.
The front wants Indonesia to allow a referendum on self-determination in the
province. It insists the islands, 2,600 kilometers east of Jakarta, never
belonged to Indonesia.
The front claims widespread support among Christians in the Malukus. Analysts
say, however, that the group is far weaker than other separatist groups in
Indonesian, such as those fighting for independence in Aceh and Papua provinces.
Meanwhile, police announced the arrest of three local residents suspected of
involvement in a bombing Wednesday that killed seven people and injured 50 in a
Christian section of the embattled provincial capital of Ambon. They are
searching for two alleged ringleaders, police said.
President Megawati Sukarnoputri, speaking during a state visit to India, ordered
security forces to capture the bombers and crack down on "those who provoke
instability in Indonesia."
"Without guaranteeing security, we will not be able to do anything such as
attracting investors," she said.
--
Alex Manuputi Cs akan ditindak tegas jika tetap kibarkan bendera RMS
SATUNET Kamis, 11/04/2002, 14:42 WIB
Laporan Elvy Yusanti
satunet.com - Aparat kepolisian akan memanggil Alex Manuputi Cs terkait rencana pengibaran RMS (Republik Maluku Selatan) pada 14 April mendatang. Dan jika berkeras akan ditindak tegas.
“Mereka akan dipanggil dan laporan yang saya terima, mereka akan diajak bicara. Nanti kalau masih melakukan akan ditindak tegas,” ujar Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar usai Rapat Kabinet di Gedung Utama Setneg, Kamis.
Menurutnya, selama ini pihak aparat telah melakukan pelarangan terhadap pengibaran bendera RMS, karena hal itu dinilai melakukan pelanggaran hukum. Jadi aparat mengharapkan agar penaikan bendera tidak dilakukan.
Ketika ditanya bagaimana jika kelompok tersebut berkeras untuk tetap melakukan pengibaran bendera RMS, Da'i mengatakan pihaknya akan mulai dengan melaukan tindakan persuasif kemudian dengan melakukan tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan menurut hukum.
“Kalau (mereka) terus menggangu proses perdamaian ,langkah apapun asal sesuai proses hukum akan dilakukan. Dan kewenangannya mestinya dapat digunakan oleh pengusasa darurat sipil Maluku," katanya.[wya]
http://www.satunet.com/nasional/artikel.php?article_id=87161
Copyright © 1999-2001 satunet.com
SATUNET Kamis, 11/04/2002, 14:42 WIB
Laporan Elvy Yusanti
satunet.com - Aparat kepolisian akan memanggil Alex Manuputi Cs terkait rencana pengibaran RMS (Republik Maluku Selatan) pada 14 April mendatang. Dan jika berkeras akan ditindak tegas.
“Mereka akan dipanggil dan laporan yang saya terima, mereka akan diajak bicara. Nanti kalau masih melakukan akan ditindak tegas,” ujar Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar usai Rapat Kabinet di Gedung Utama Setneg, Kamis.
Menurutnya, selama ini pihak aparat telah melakukan pelarangan terhadap pengibaran bendera RMS, karena hal itu dinilai melakukan pelanggaran hukum. Jadi aparat mengharapkan agar penaikan bendera tidak dilakukan.
Ketika ditanya bagaimana jika kelompok tersebut berkeras untuk tetap melakukan pengibaran bendera RMS, Da'i mengatakan pihaknya akan mulai dengan melaukan tindakan persuasif kemudian dengan melakukan tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan menurut hukum.
“Kalau (mereka) terus menggangu proses perdamaian ,langkah apapun asal sesuai proses hukum akan dilakukan. Dan kewenangannya mestinya dapat digunakan oleh pengusasa darurat sipil Maluku," katanya.[wya]
http://www.satunet.com/nasional/artikel.php?article_id=87161
Copyright © 1999-2001 satunet.com
Radio Nederland Wereldomroep
Pemimpin Front Kedaulatan Maluku Ditangkap
Jumat 12 April 2002 19:30 WIB
Di Ambon aparat keamanan Indonesia menangkap salah satu pemimpin Front Kedaulatan Maluku, FKM, yaitu Waileruny. Konon tentara Indonesia juga merencanakan menangkap tokoh penting FKM, Manuputty. Tahun lalu ia dijatuhi hukuman penjara empat bulan, karena ikut memperingati kemerdekaan Republik Maluku Selatan, yang dinyatakan tahun 1950. Di Jakarta pemerintah mengumumkan semua senjata di Maluku harus diserahkan akhir Mei mendatang. Kalau tidak, maka polisi akan mengambil tindakan tegas. Dua bulan lalu ditandatangani persetujuan
perdamaian dan dimulai penyerahan senjata.
http://www.rnw.nl/in/berita/indonesia.html#3151745
Berita tertulis yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep.
© Hak cipta 2002 Radio Nederland Wereldomroep
Pemimpin Front Kedaulatan Maluku Ditangkap
Jumat 12 April 2002 19:30 WIB
Di Ambon aparat keamanan Indonesia menangkap salah satu pemimpin Front Kedaulatan Maluku, FKM, yaitu Waileruny. Konon tentara Indonesia juga merencanakan menangkap tokoh penting FKM, Manuputty. Tahun lalu ia dijatuhi hukuman penjara empat bulan, karena ikut memperingati kemerdekaan Republik Maluku Selatan, yang dinyatakan tahun 1950. Di Jakarta pemerintah mengumumkan semua senjata di Maluku harus diserahkan akhir Mei mendatang. Kalau tidak, maka polisi akan mengambil tindakan tegas. Dua bulan lalu ditandatangani persetujuan
perdamaian dan dimulai penyerahan senjata.
http://www.rnw.nl/in/berita/indonesia.html#3151745
Berita tertulis yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep.
© Hak cipta 2002 Radio Nederland Wereldomroep